Islam adalah agama yang
mengajarkan umatnya agar dapat menahan nafsu dari segala hal-hal yang
orientasinya dapat menggiring kita lingkaran ke mudaratan. Seperti apa yang
pernah dikatakan oleh Rasulullah Saw, bahwa sesungguhnya perang melawan kaum
musyrikin atau perang semacamnya adalah jihad kecil dan perang besar yang
apabila kita dapat menundukkan dan mengalahkannya akan menuai hasil yang setara
dengan jihad akbar adalah melawan hawa nafsu kita sendiri. Maka untuk itu,
Allah Swt merisalahkan melalui rasul-Nya agar kita berpuasa.
Secara harfiah, dalam Islam
puasa adalah menahan haus dan lapar atau menahan nafsu dari segala apa yang
dapat membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Dan pada
umumnya itu kita laksanakan pada bulan Ramadhan serta ada juga istilah puasa
sunnah yang dilaksanakan pada hari senin, kamis dan hari-hari yang disebutkan
dalam beberapa riwayat hadis.
Setelah itu apabila genaplah
puasa kita selama tiga puluh hari penuh pada bulan Ramadhan, maka kita akan
dihadapkan dengan puncak kenikmatan berbuka yakni berlebaran atau Idul Fitri.
Namun apakah puasa hanya sebatas itu ?. Apakah kita sudah benar-benar merasa
merdeka karena sudah tidak berpuasa lagi ?. Apakah kita tidak merasa sangat
dangkal dalam memahami esensi puasa ?. Pernahkah kita tenggelam dalam samudera
dahaga kita saat berpuasa ?.
Pertanyaan – pertanyaan di
atas merupakan salah satu cara agar kita dapat merefleksi diri kita sebelum
kita merasa benar-benar telah berpuasa. Sebab sejatinya, puasa bukanlah sekedar
wajib pada bulan Ramadhan, puasa bukanlah hanya sekedar sunnah pada hari senin,
kamis. Namun puasa adalah bagaimana agar kita dapat betul-betul menggunakan
akal dan hati kita guna mengontrol diri dari setiap kompleksitas problem
kehidupan dimanapun dan kapanpun kita berada agar kita tak hanya menatapa
wilayah eksternal kita namun kita membiasakan diri untuk lebih mengenal
internal jiwa kita agar kita selalu sadar bahwa sesungguhnya Ia benar-benar dan
bahkan sangat dekat dengan kita.
Jadi sejatinya puasa adalah
setiap saat, semur hidup, agar kita dapat membiasakan untuk me manage setiap langkah dalam pentas bumi
ini agar tak melewati garis atau batas-batas yang telah ditentukan-Nya ….
No comments:
Post a Comment