Saturday, 18 June 2016

Puasa Sejati

Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya agar dapat menahan nafsu dari segala hal-hal yang orientasinya dapat menggiring kita lingkaran ke mudaratan. Seperti apa yang pernah dikatakan oleh Rasulullah Saw, bahwa sesungguhnya perang melawan kaum musyrikin atau perang semacamnya adalah jihad kecil dan perang besar yang apabila kita dapat menundukkan dan mengalahkannya akan menuai hasil yang setara dengan jihad akbar adalah melawan hawa nafsu kita sendiri. Maka untuk itu, Allah Swt merisalahkan melalui rasul-Nya agar kita berpuasa.

Secara harfiah, dalam Islam puasa adalah menahan haus dan lapar atau menahan nafsu dari segala apa yang dapat membatalkannya dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Dan pada umumnya itu kita laksanakan pada bulan Ramadhan serta ada juga istilah puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari senin, kamis dan hari-hari yang disebutkan dalam beberapa riwayat hadis.

Setelah itu apabila genaplah puasa kita selama tiga puluh hari penuh pada bulan Ramadhan, maka kita akan dihadapkan dengan puncak kenikmatan berbuka yakni berlebaran atau Idul Fitri. Namun apakah puasa hanya sebatas itu ?. Apakah kita sudah benar-benar merasa merdeka karena sudah tidak berpuasa lagi ?. Apakah kita tidak merasa sangat dangkal dalam memahami esensi puasa ?. Pernahkah kita tenggelam dalam samudera dahaga kita saat berpuasa ?.

Pertanyaan – pertanyaan di atas merupakan salah satu cara agar kita dapat merefleksi diri kita sebelum kita merasa benar-benar telah berpuasa. Sebab sejatinya, puasa bukanlah sekedar wajib pada bulan Ramadhan, puasa bukanlah hanya sekedar sunnah pada hari senin, kamis. Namun puasa adalah bagaimana agar kita dapat betul-betul menggunakan akal dan hati kita guna mengontrol diri dari setiap kompleksitas problem kehidupan dimanapun dan kapanpun kita berada agar kita tak hanya menatapa wilayah eksternal kita namun kita membiasakan diri untuk lebih mengenal internal jiwa kita agar kita selalu sadar bahwa sesungguhnya Ia benar-benar dan bahkan sangat dekat dengan kita.

Jadi sejatinya puasa adalah setiap saat, semur hidup, agar kita dapat membiasakan untuk me manage setiap langkah dalam pentas bumi ini agar tak melewati garis atau batas-batas yang telah ditentukan-Nya ….

No comments:

Post a Comment