Al-Farabi adalah seorang filsuf muslim yang hidup
diantara 870-950 M. Dia dikenal sebagai filsuf muslim yang sering
berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk mencari ilmu
pengetahuan dan menambah pengalaman
Deskripsi tentang riwayat hidup Al-Farabi secara
kronologis dan lengkap sulit dilacak karena selama hidupnya dia tidak pernah
menulis autobiografi dan perjalanan hidupnya sebagaimana yang pernah dilakukan
oleh Ibn Sina.
Para penulis memiliki pendapat yang berbeda tentang
nama lengkap sosok filsuf yang satu ini. Ibn Abi dalam bukunya ‘Uyun al-Anba’,
menyatakan bahwa nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Nasr ibn Muhammad ibn
Muhammad ibn Awzalagh ibn Tarkhan. Ibn Khallikan dalam bukunya, Wafiyat
al-A’yan, menyatakan bahwa nama lengkap Al-Farabi adalah Abu Nasr ibn Tarkhan
ibn Awzalagh. Al-Qifti dalam bukunya, Akhbar al-Hukama, menyatakan bahwa nama
lengkap Al-Farabi adalah Abu Nasr Muhammad Ibn Tarkhan, dan masih banyak lagi
pendapat lainnya.
Dalam catatan sebagian besar penulis biografi
disebutkan bahwa Al-Farabi lahir di Wasij, sebuah desa kecil di Farab
Transaxonia pada tahun 870 M. Ayahnya berasal dari Persia dan ibunya adalah
seorang wanita Turki. Ayahnya pernah menjadi jenderal pada pasukan militer
Turki dan Al-Farabi sendiri pernah menjadi hakim.
Al-Farabi tumbuh dan berkembang di lingkungan keluarga
yang taat beragama. Sejak masa mudanya ia belajar ilmu-ilmu Islam seperti fiqh,
hadis, tafsir, dan lain sebagainya. Dan disamping belajar ilmu-ilmu Islam Al-Farabi
juga dikenal sebagai orang yang gemar mempelajari bahasa-bahasa, seperti bahasa
Perisa, Turki, dan Kurdi sebelum dia terjun ke dunia filsafat
Sepanjang karir intelektualnya Al-Farabi dikenal dan
digelar sebagai Guru Kedua, gelar tersebut ia peroleh atas komentar-komentarnya
terkait karya Aristoteles (Guru Pertama). Bersama dengan Teori Emanasinya ia
telah mewariskan dan menyumbangkan suatu konsep pemikiran yang amat fenomenal
dan terakui dikalangan mayoritas umat muslim sendiri atauapun nonmuslin yang
ada di Eropa.
Lihat juga Al-Farabi sebagai Filsuf dan Seniman
Lihat juga Al-Farabi sebagai Filsuf dan Seniman
Referensi : Imam Sukardi, Puncak Kebahagiaan (Al-Farabi), Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2005
No comments:
Post a Comment