Thursday, 21 January 2016

Iblis Menggugat Tuhan (Pembuka)

Telah kusaksikan orang-orang beriman yang berwudu dengan darah mereka sendiri; sementara air wuduku cuma sebatas tinta.
Dengan nama Yang Mahasuci, bagimu yang membaca kata demi kata ini, ingatlah aku dalam doamu. Ingatlah aku agar Dia juga mengingatku. Kuketengahkan tulisan cakar ayam ini agar Sang Penulis Sejati berkenan memaafkanku. Tidakkah usahaku sedikitnya pantas diganjar kebaikan dari bibirmu, walau secuil ?
Sudahkah kau sampaikan isi dunia ini pada mereka yang belum lagi lahir ? Bagaimana caranya ? Analogi apa yang pantas untuk diuraikan ? Saat kau bicara pada manusia pilihan yang suci, di telinganya, apa pun celotehanmu adalah kegilaan.
Memicingkan mata menatap Ka’bah, apa kiranya yang kau tahu tentang bangunan suci itu ? Bahkan seandainya sang Ka’bah mampu membuka diri, tak satu katapun bisa kau sampaikan kembali pada orang lain. Sungguh, ia memang tak tersampaikan. Setiap perwujudannya senantiasa unik dan benar-benar asing bagimu. Sebab, jika ia biasa saja dan langsung bisa dikenali, niscaya ia sama sekali bukan perwujudan suci. Jika kata sampai mampu mengekspresikannya, maka sesungguhnya kau belum menemukannya.
Diamlah ! Kata-katamu bukan akhir dari segalanya – tak ada keseimbangan di situ. Semata-mata bobot satu kata menindih kata yang lain. Tak lebih. Jika kata mampu mengekspresikannya, maka kau belum menemukannya.
Logikamu tak mampu mengukur;
apalagi menjelaskannya.
Tahanlah diri, karena tak sanggup kau cerna.
Jangan abaikan beban ini,
keseimbanganmu cacat adanya.
Apalagi sampai jadi alasan,
bagi pengemis untuk mengeluh.

Kata-kata dan segala ilmu pengetahuanmu, sungguhkah berguna pada saatnya nanti ?
Pengetahuan berjalan tertatih
dengan kaki yang patah.
Tapi kematian datang menyeruduk
tak kenal ampun

Baca part berikutnya
Iblis Menggugat Tuhan (Wujud Dalam Segala Wujud) 

No comments:

Post a Comment