Telah
kusaksikan orang-orang beriman yang berwudu dengan darah mereka sendiri;
sementara air wuduku cuma sebatas tinta.
Dengan nama Yang Mahasuci, bagimu yang membaca kata demi kata ini, ingatlah aku dalam doamu. Ingatlah aku agar Dia juga mengingatku. Kuketengahkan tulisan cakar ayam ini agar Sang Penulis Sejati berkenan memaafkanku. Tidakkah usahaku sedikitnya pantas diganjar kebaikan dari bibirmu, walau secuil ?
Kata-kata dan segala ilmu pengetahuanmu, sungguhkah berguna pada saatnya nanti ?
Dengan nama Yang Mahasuci, bagimu yang membaca kata demi kata ini, ingatlah aku dalam doamu. Ingatlah aku agar Dia juga mengingatku. Kuketengahkan tulisan cakar ayam ini agar Sang Penulis Sejati berkenan memaafkanku. Tidakkah usahaku sedikitnya pantas diganjar kebaikan dari bibirmu, walau secuil ?
Sudahkah kau
sampaikan isi dunia ini pada mereka yang belum lagi lahir ? Bagaimana caranya ?
Analogi apa yang pantas untuk diuraikan ? Saat kau bicara pada manusia pilihan
yang suci, di telinganya, apa pun celotehanmu adalah kegilaan.
Memicingkan
mata menatap Ka’bah, apa kiranya yang kau tahu tentang bangunan suci itu ?
Bahkan seandainya sang Ka’bah mampu membuka diri, tak satu katapun bisa kau
sampaikan kembali pada orang lain. Sungguh, ia memang tak tersampaikan. Setiap
perwujudannya senantiasa unik dan benar-benar asing bagimu. Sebab, jika ia
biasa saja dan langsung bisa dikenali, niscaya ia sama sekali bukan perwujudan
suci. Jika kata sampai mampu mengekspresikannya, maka sesungguhnya kau belum
menemukannya.
Diamlah !
Kata-katamu bukan akhir dari segalanya – tak ada keseimbangan di situ.
Semata-mata bobot satu kata menindih kata yang lain. Tak lebih. Jika kata mampu
mengekspresikannya, maka kau belum menemukannya.
Logikamu tak
mampu mengukur;
apalagi
menjelaskannya.
Tahanlah
diri, karena tak sanggup kau cerna.
Jangan
abaikan beban ini,
keseimbanganmu
cacat adanya.
Apalagi
sampai jadi alasan,
bagi
pengemis untuk mengeluh.
Kata-kata dan segala ilmu pengetahuanmu, sungguhkah berguna pada saatnya nanti ?
Pengetahuan
berjalan tertatih
dengan kaki
yang patah.
Tapi
kematian datang menyeruduk
No comments:
Post a Comment